Dalam tulisannya tersebut, ada satu poin penting yang perlu dicatat, yaitu: Saipul mengakui bahwa Ahmadiyah “sesat”. Satu pengakuan yang gentle, lebih maju, dan biasanya jarang ini dilakukan seorang Muslim-Pluralis-Relativis di Indonesia.
Namun demikian, ada satu hal penting yang harus diluruskan dari tulisan Mujani di atas, yaitu: masalah HAM. Lewat pintu HAM ini dia mencoba mengungkapkan “keberatannya” atas kekerasan – jika ini valid dan benar terjadi – atas Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Pandeglang beberapa waktu silam.
Untuk itu, dalam masalah ini, penulis perlu memberi tanggapan. Agar tidak memberatkan, tulisan dibagi menjadi dua. Bisa dibaca di tulisan PERTAMA dan KEDUA. Berikut tanggapan saya:
Pertama, seputar ketakutan dan kekhawatiran Saipul Mujani mengenai Ahmadiyah. Hal ini dapat dipahahmi lewat pengalihan wacana yang digulirkannya. Di mana dia sangat “tidak setuju” dengan aksi pembunuhan yang menimpa JAI. Padahal, siapapun akan sepakat dengan pandangan Mujani ini. Siapa