This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 27 Februari 2011

beasiswa kuliah ke madinah

Beasiswa Universitas Islam Madinah
Sekilas tentang Universitas Islam Madinah Universitas Islam Madinah (al-Jami’ah al-Islamiyyah bil Madinah al-Munawwarah) didirikan pada tanggal 25-3-1381 H (6-9-1961), yaitu pada masa pemerintahan Raja Su’ud bin Abdul Aziz Alu Su’ud.
Rektor pertamanya adalah Syaikh Muhammad bin Ibrahim (Mufti Kerajaan Saudi Arabia), kemudian Syaikh Abdul Aziz Bin Baz (Mufti Kerajaan Saudi Arabia), dan saat ini dipimpin oleh Prof. Dr. Muhammad bin Ali al-’Uqla.
Kurikulumnya digodok oleh para ulama terkemuka dunia Islam, dan saat ini memiliki lima fakultas, yaitu:
1. Fakultas Syariah.
2. Fakultas Dakwah dan Ushuluddin.
3. Fakultas Quran dan Dirasat Islamiyyah.
4. Fakultas Hadits dan Dirasat Islamiyyah.
5. Fakultas Bahasa Arab.
UIM juga membawahi tiga sekolah setingkat SMP dan tiga sekolah setingkat SMA. Menurut buletin Akhbarul Jami’ah, UIM merencanakan untuk merintis fakultas ilmu-ilmu umum dan membuka kampus khusus mahasiswi.
Universitas Islam Madinah merupakan hadiah dari pemerintah Kerajaan Saudi Arabia untuk para pemuda Islam di seluruh penjuru dunia. Hingga tahun 1429 H (2008 M), universitas ini telah meluluskan 20.385 sarjana S1 dari 147 negara, 74 %-nya dari luar Saudi, serta 968 master dan 621 doktor, 47 %-nya dari luar Saudi. Untuk Indonesia secara khusus, UIM telah menelurkan 828 sarjana S1, 19 master, dan 8 doktor.
Bentuk beasiswa
Bentuk beasiswa yang ditawarkan adalah menyelesaikan program S1 tanpa dipungut biaya. Bagi yang belum siap bisa mengikuti program bahasa 1-2 tahun, dan bagi yang berminat, terbuka kesempatan untuk meneruskan hingga program S3. Disamping itu, ada banyak fasilitas yang diberikan kepada mahasiswa yang diterima, antara lain:
1. Kesempatan tinggal di tanah haram dan belajar kepada ulama Haramain.
2.Kesempatan menjalankan ibadah haji dan umrah.
3. Tiket keberangkatan dari negara asal sampai Madinah.
4. Tiket PP ke negara asal setiap liburan akhir tahun.
5. Mukafaah (tunjangan bulanan) yang cukup, sehingga bisa lepas dari tanggungan orang tua.
6. Badal kutub (tunjangan pembelian kitab) setiap tahun.
7. Badal imtiyaz (insentif untuk peraih predikat mumtaz/cum laude) setiap tahun.
8. Badal thiba’ah (tunjangan pencetakan tesis dan desertasi)
9. Asrama yang nyaman dan kondusif.
10. Pelayanan kesehatan di rumah sakit kampus.
11. Transportasi antar jemput dari kampus ke Masjid Nabawi setiap hari
Prosedur pengajuan beasiswa Ada tiga cara yang bisa ditempuh untuk mengajukan permohonan beasiswa, yaitu:
Muqabalah (interview langsung).Cara ini bisa dilakukan di dua tempat: Kampus Universitas Islam Madinah. Tempat penyelenggaraan daurah tahunan di Indonesia. Sejak 2003, daurah tahunan ini tidak diselenggarakan lagi, dan mulai tahun 2009 diadakan lagi. Informasi daurah di Indonesia bisa diperoleh secara tidak resmi di: http://serambimadinah.com/ atau http://muslim.or.id/
Murasalah, yaitu dengan mengirim berkas yang diperlukan ke: belum tahu, menyusuul. atau: Deanship of Admission and Registration, Islamic University of Madinah, PO Box 170, Kingdom of Saudi Arabia.
Catatan: Mulai tahun 1431 H, murasalah ditiadakan dan diganti dengan pendaftaran online. Pendaftaran online, di: http://admission.iu.edu.sa/Default.aspx
Persyaratan Umum:
1. Beragama Islam dan berkelakuan baik.
2. Komitmen mentaati aturan UIM.
3. Sehat jasmani.
4. Lulus ujian atau muqabalah yang dilakukan pihak UIM.
5. Memiliki ijazah dari sekolah negeri atau swasta yang mendapat akreditasi (mu’adalah) dari UIM. Berarti, ijazah dari sekolah negeri di Indonesia tidak perlu akreditasi.
6. Siap belajar sepenuhnya.
7. Memenuhi setiap persyaratan yang mungkin ditentukan UIM saat mengajukan permohonan beasiswa.
Persyaratan masuk program S1:
1. Memiliki ijazah SMA atau sederajat.
2. Usia ijazah tidak lebih dari 5 tahun.
3. Tidak pernah drop out (DO) dari universitas lain karena sebab akademis atau hukuman.
4. Usia pemohon beasiswa tidak lebih dari 25 tahun.
5. Peminat Fakultas Quran harus memiliki hafalan 30 juz.
Berkas yang diperlukan:
1. Ijazah.
2. Daftar nilai ijazah / rapor tahun terakhir.
3. Syahadah husn sirah wa suluk (surat keterangan berkelakuan baik), diutamakan dari sekolah asal. SKCK dari kepolisian juga bisa dipakai.
4. Akte kelahiran dari instansi terkait.
5. Surat keterangan sehat dari penyakit menular, dikeluarkan oleh instansi resmi.
6. 6 lembar pasfoto ukuran 4 x 6.
7. Tazkiyah (rekomendasi) dari dari 1 lembaga keislaman di negara asal, atau dari 2 tokoh agama yang dikenal, berisi keterangan komitmen menjalankan kewajiban agama dan berpegang kepada adab-adab Islam.
* Catatan: Saat pengajuan permohonan beasiswa, cukup dengan menyerahkan fotokopi berkas yang diperlukan. Diwajibkan menyertakan fotokopi paspor dan visa bagi yang datang langsung ke kampus UIM, dan diutamakan menyertakan fotokopi paspor bagi yang lain.
Beasiswa di unversitas lain di Saudi Arabia Terbuka pula kesempatan mendapat beasiswa dari universitas-universitas berikut:
1. Universitas Ummul Qura di Makkah. Program yang bisa diikuti adalah program S1 ilmu agama. Kesempatan meneruskan hingga jenjang S3 juga terbuka. Untuk informasi lebih lengkap, kunjungi: http://www.uqu.edu.sa/
2. Universitas Islam Imam Muhammad bin Su’ud di Riyadh (universitas Islam terbesar dan induk LIPIA Jakarta). Program yang ditawarkan pasca sarjana ilmu agama. Untuk informasi lebih lengkap, kunjungi: http://www.imamu.edu.sa/
3. Universitas King Saud di Riyadh (universitas terbesar). Anda bisa mengikuti program S1 dan pasca sarjana ilmu agama, serta pasca sarjana ilmu umum. Untuk informasi lebih lengkap, kunjungi: http://www.ksu.edu.sa/
4. Universitas King Fahd di Dahran. Program yang ditawarkan adalah pasca sarjana ilmu umum. Untuk informasi lebih lengkap, kunjungi: http://www.kfupm.edu.sa/

islam dalam memandang dunia jin

iantara dasar aqidah Islam adalah beriman kepada yang ghaib. Dan diantara bentuk keimanan kita kepada yang ghaib adalah kita mengimani tentang keberadaan jin dan syetan. Allah l berfirman:
“… (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan  menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” [Qs. Al Baqarah: 3]
Ibn Mas’ud mengatakan, “Yang ghaib” ialah apa yang ghaib dari kita dan hal itu diberi tahukan oleh Allah l dan Rasul-Nya kepada kita.
a.    Dalil dari Al-Qur`an
Allah l berfirman:
“Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: “Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri”, kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.” [Qs. Al An'am: 130]
Allah l juga berfirman:
“Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Qur’an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)”. Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.” [Qs. Al Ahqaf: 29]
Dan masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur`an yang menyebutkan tentang keberadaan jin.
b.    Diantara dalil dari As Sunnah
Muslim meriwayatkan di dalam shahihnya dari Ibn Mas’ud, ia berkata: “Kami pernah bersama-sama Rasulullah n pada suatu malam, lalu kami kehilangan beliau sehingga kami mencarinya ke beberapa lembah dan perkampungan. Kemudian kami berkata, dia dibawa terbang atau terbunuh. Kemudian malam itu kami bermalam dengan keadaan yang buruk bersama orang-orang. Pada pagi harinya tiba-tiba beliau datang dari arah Hira`. Ibn Mas’ud berkata, ‘Lalu kami berkata: “Wahai Rasulullah n, kami kehilangan engkau lalu kami mencarimu, tetapi kami tidak menemukanmu sehingga kami bermalam dengan keadaan yang buruk bersama orang-orang.” Rasulullah n berkata: “Telah datang kepadaku da’i dari bangsa jin, lalu aku pergi bersama mereka kemudian aku bacakan Al Qur`an kepada mereka.” Ibn Mas’ud berkata, ‘Kemudian Rasulullah n pergi bersama kami lalu memperlihatkan kepada kami bekas-bekas mereka dan bekas-bekas api mereka. Mereka bertanya kepadanya tentang bekal (makanan) mereka, lalu Nabi n berkata, “Bagi kalian setiap tulang yang disebutkan nama Allah l padanya (ketika menyembelihnya), ia jatuh ke tangan kalian menjadi makanan dan setiap kotoran dari binatang kalian.” Kemudian Rasulullah n berkata, “Karena itu, janganlah kalian beristinja` dengan kedua benda tersebut karena keduanya adalah makanan saudara-saudara kalian.”
Dari Abu Sa’id Al Khudri a, ia berkata, “Rasulullah n bersabda kepadaku: “Aku melihatmu suka kepada kambing dan padang (gembalaan). Jika kamu berada di tengah kambingmu dan padang (gembalaan)mu lalu kamu adzan untuk shalat maka keraskanlah suara adzanmu karena sesungguhnya tidaklah jin, manusia atau apa saja yang mendengar gema suara seorang muadzin kecuali akan menjadi saksinya pada hari Kiamat.”
c.    Dalil ‘Aqli: Tidak terlihat bukan berarti tidak ada
Tidak terlihatnya jin bukan berarti tidak ada. Berapa banyak hal yang tidak dapat kita lihat tetapi benda itu ada. Misalnya arus listrik, ruh, udara, yang mana kita meyakini keberadaannya.
2.    Islam menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai sumber rujukan dalam mengenal masalah ghaib. Setiap informasi tentang yang ghaib selain dari keduanya harus kita tolak, kecuali yang selaras dengan ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Allah l berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Qs. Al Hujurat: 1]
3.    Allah menciptakan jin dan manusia untuk satu tujuan yakni mengabdi kepada Allah l.
Allah l berfirman:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” [Qs. Adz-Dzariyyat: 56]
Allah l berfirman:
“Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: “Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri”, kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.” [Al An'am: 130]
4.    Jin diciptakan dari percikan api neraka sebelum manusia diciptakan. Banyak nash-nash yang menjelaskan tentang asal penciptaan jin. Ayat-ayat Al Qur`an dan hadits-hadits Nabi n menunjukkan secara tegas bahwa jin diciptakan dari api.
Allah l berfirman:
“Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” [Qs. Ar Rahman: 15]
Ibn ‘Abbas dalam tafsir ayat ini, berkata: “Dari nyala api” yakni dari inti api. Dalam riwayat lain, yakni dari ujung nyalanya.
Allah l juga berfirman:
“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” [Qs. Al Hijr: 27]
Allah l berfirman:
“Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”.” [Qs. Al A'raf: 12]
Muslim dan Ahmad meriwayatkan dari ‘Aisyah s, ia berkata, “Telah berkata Rasulullah n:
“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan dari apa yang telah dijelaskan-Nya kepada kalian.”
5.    Jin mengutamakan tempat-tempat yang sepi dari manusia sebagai tempat tinggalnya seperti padang pasir, sebagaimana hadits yang menerangkan bahwasannya Rasulullah n membacakan Al Qur`an kepada mereka, dan hal itu terjadi di padang pasir.
Diantara mereka ada juga yang tinggal di tempat-tempat kotoran dan sampah, karena mereka memakan sisa-sisa makanan manusia.
Ada juga yang tinggal bersama manusia. Al Hafidz berkata: Ibn Abi Dunya telah meriwayatkan dari jalan Yazid bin Yazid bin Jabir, salah seorang perawi kepercayaan negeri Syam dan tabi’in yang paling muda, ia berkata: Di setiap rumah ada jin yang tinggal di atapnya, setiap kali makanan siang diletakkan maka mereka turun dan makan bersama penghuni rumah, demikian pula pada waktu makan sore.
Jin juga tinggal di lobang-lobang. Diriwayatkan oleh An Nasa`i dengan sanadnya dari Qatadah dari Abdullah bin Sarjas bahwa Nabi n berkata, “Janganlah kalian kencing di lobang.” Mereka bertanya kepada Qatadah. Ia menjawab: “Dikatakan bahwa ia adalah tempat tinggal jin.”
6.    Jin juga makan dan minum seperti halnya manusia.
Muslim meriwayatkan dari hadits Abdullah bin Umar a bahwa Rasulullah n berkata, “Apabila salah seorang diantara kalian makan, maka hendaklah ia makan dengan tangan kanannya dan apabila minum, maka minumlah dengan tangan kanan, karena sesungguhnya syetan makan dan minum dengan tangan kirinya.”
Nabi n juga bersabda kepada para jin ketika mereka menemui Nabi n di padang pasir, “Bagi kalian setiap tulang yang disebutkan nama Allah l padanya (ketika menyembelihnya), ia jatuh ke tangan kalian menjadi makanan dan setiap kotoran dari binatang kalian.” Kemudian Rasulullah n berkata, “Karena itu, janganlah kalian beristinja` dengan kedua benda tersebut karena keduanya adalah makanan saudara-saudara kalian.”
Ini menunjukkan mereka makan dan minum, diantara makanannya adalah tulang dan kotoran hewan.
7.    Diantara jin, ada yang laki-laki dan ada yang perempuan.
Di dalam Ash Shahihain disebutkan dari Anas a, ia berkata: Apabila masuk WC, Nabi n membaca doa:
“Ya Allah l aku berlindung kepada-Mu dari jin laki-laki dan jin perempuan.”
Bukhari berkata: Sa’id bin Zaid berkata: telah menceritakan kepada kami Abdul ‘Aziz: : Apabila masuk” . Ibn Al Atsir berkata: al khubutsi bentuk jama’ dari al khabits sedangkan al khabaits bentuk jama’ dari khabitsah yakni syetan laki-laki dan syetan perempuan.
Disini dapat difahami bahwa ada jin lelaki dan ada pula jin perempuan. Wallahu A’lam bish Shawab.
8.    Jin juga menikah dan memiliki keturunan.
Allah l befirman:
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam , maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.” [Qs. Al Kahfi: 50]
Sebagian Ulama berdalil dengan firman Allah l:
“Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.” [Qs. Ar Rahman: 56]
9.    Syetan mempunyai tanduk.
Sebagaimana disebutkan di dalam sebuah riwayat dari Amir bin Anbasah a, ia berkata: telah berkata Rasulullah n: “Sesungguhnya matahari terbit diantara dua tanduk syetan dan terbenam diantara dua tanduk syetan.”
10.    Jin, sama seperti manusia dalam masalah Aqidah. Ada yang Muslim, Nashrani dan Yahudi. Bahkan di kalangan jin Muslim sebagaimana manusia Muslim, ada yang menganut aliran Qadariyah, Syi’ah. Ahlus Sunnah, Ahlu Bid’ah dan lain sebagainya. Ada juga yang bertaqwa, ta’at dan bermaksiat. Allah l berfirman: “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.” [Qs. Al jin: 11]
11.    Jin takut kepada manusia. Mujahid berkata: “Sesungguhnya mereka takut kepada kalian sebagaimana kalian juga takut kepada mereka.” Diriwayatkan pula dari Mujahid, ia berkata: “Syetan lebih takut kepada salah seorang dari kalian, karena itu jika dia menampakkan dari kepada kalian janganlah kalian takut karena akan mengalahkan kalian, tetapi bersikap keraslah kepadanya karena dia akan pergi.”
12.    Iblis adalah keturunan jin yang membangkang dari perintah Allah, dan bukan dari golongan malaikat.
Allah l berfirman: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:”Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim.” [Qs. Al Khafi: 50]
13.    Syetan adalah sebutan bagi pembangkang dari golongan jin dan manusia, sebagai musuh dari setiap orang beriman.
Allah l berfirman: “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkan mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” [Qs. Al-An'am:112]
14.    Jin bisa melihat manusia, sedangkan manusia tidak bisa melihat jin.
Allah l berfirman: “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” [Qs. Al A'raf: 27]
15.    Jin tidak dapat menampakkan diri kepada manusia dalam bentuk aslinya, tetapi jin bisa melakukan penyerupaan ke dalam bentuk tertentu sehingga ia dapat memperlihatkan dirinya dalam bentuk tersebut, bukan dalam bentuk aslinya.
Dari Abu Qilabah a dari Nabi n, ia bersabda: “Sekiranya anjing itu bukan satu umat niscaya aku memerintahkan untuk membunuhnya, tetapi aku takut memusnahkan satu umat, karena itu bunuhlah setiap yang berwarna hitam legam darinya sebab dia adalah jinnya atau dari jinnya.”
Juga hadits Abu Hurairah yang menerangkan bahwa ia disuruh oleh Nabi n untuk menjaga (harta) zakat Ramadhan.
Iblis juga pernah menyerupai Suraqah bin Malik dalam perang Badar.
Syaikhul Islam Ibn Taimiyah berkata: “Jin bisa menyerupai bentuk manusia dan binatang, seperti ular, kalajengking, onta, sapi, kambing, kuda, bighal, keledai, burung dan anak keturunan Adam.”
16.    Sebagian binatang dapat melihat syetan.
Dari Abu Hurairah a bahwa Rasulullah n bersabda: “Jika kalian mendengar suara keledai maka berlindunglah kepada Allah l dari syetan karena sesungguhnya dia melihat syetan, dan jika kalian mendengar kokok ayam maka memohonlah karunia dari Allah l karena sesungguhnya dia melihat malaikat.”
17.    Setiap manusia diikuti oleh dua qarin dari jin dan dari malaikat. Qarin dari malaikat selalu membisikkan kebaikan, sebaliknya qarin dari jin selalu membisikkan kejelakan dan kejahatan. Sedangkan qarin dari jin yang mendampingi Rasulullah Saw telah masuk Islam.
Rasulullah n bersabda: “Tidaklah salah seorang dari kalian, kecuali telah didampingi oleh qarinnya dari golongan jin dan malaikat. Para sahabat bertanya, “Dan engkau juga ya Rasulullah/” Rasulullah menjawab, “Demikian juga dengan saya. Tetapi Allah telah membantu saya atasnya. Maka dia masuk Islam. Dan ia tidak memerintahkan saya kecuali dalam kebaikan.” [HR. Muslim]
18.    Jin mencuri pendengaran dari langit.
Allah l berfirman: “Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).” [Qs. Al-Jin: 8-9]
Dari ‘Aisyah s, ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah n, sesungguhnya para tukang ramal (dukun) itu meramalkan sesuatu kemudian terjadi sesuai dengan yang diramalkan? Nabi n bersabda: “Itu adalah kalimat yang benar yang dicuri oleh jin kemudian disampaikannya ke telinga walinya kemudian dia menambahnya dengan seratus kebohongan”.
19.    Syetan dibelenggu pada bulan Ramadhan.
Dari Abu Hurairah a, ia berkata: telah bersabda Rasulullah n: “Bila datang bulan Ramadhan, pintu-pintu syurga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu”.
20.    Syetan lari ketika mendengar adzan dikumandangkan.
Rasulullah n bersabda: “Jika adzan dikumandangkan, maka syetan pun segera lari (sejauh-jauhnya) sambil membuang “angin” sampai ia tidak lagi mendengar suara adzan tersebut. Jika adzan telah selesai dikumandangkan, syetan pun kembali (ke hadapan manusia). Jika shalat sudah didirikan (iqamat dikumandangkan), maka syetan pun kembali lari menjauh, dan jika iqamat sudah selesai dikumandangkan, syetan pun kembali (dan mulailah) mengganggu, memaling-malingkan konsentrasi dan membisik-bisikkan: “Ingatlah ini, ingatlah itu!” Hingga akhirnya muslim yang shalat tadi tidak tahu lagi sudah berapa rekaat shalat yang sudah dia kerjakan.” [HR. Bukhari dan Muslim]
21.    Memohon perlindungan kepada jin adalah haram, seperti minta perlindungan terhadap dirinya, kesehatannya, keselamatannya, hartanya, rumahnya, kantornya, kebunnya, kenadaraannya, jabatannya, usahanya, agamanya, dsb.
Allah l berfirman: “Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” [Qs. Al-Jin: 6]
22.    Jin bisa merasuk ke dalam jasad manusia dan mengalir dalam tubuh manusia melalui aliran darah. Sebagaimana Sabda Rasulullah n:
Rasulullah n bersabda: “Sesungguhnya syaitan itu mengalir dari tubuh manusia melalui jalan darah.” [HR. Bukhari dan Muslim]
23.    Syetan atau jin pembangkang tidak akan mampu menguasai orang yang beriman dan selalu bertawal kepada Allah.
Allah l berfirman: “Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.” [Qs. An-Nahl: 99]
24.    Syetan berjanji akan menggelincirkan seluruh manusia kecuali orang-orang yang ikhlash.
Allah l berfirman: “Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.” [Qs. Shad: 82-83]
25.    Orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan syirik, mereka mendapat jaminan keamanan dan jaminan petunjuk dari Allah. Allah l berfirman: “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” [Qs. Al-An'am: 82]
26.    Iblis memiliki bala tentara yang dibekali ketrampilan khusus dan ditugasi pekerjaan yang khusus pula, diantaranya:
1. Al-Walahan, syetan spesialis penggoda orang yang wudhu. Nabi bersabda: “Pada wudhu itu ada setan yang menggoda, disebut dengan Al-Walahan, maka hati-hatilah terhadapnya.” [HR Ahmad]
2. Khanzab, syetan spesiali penggoda orang yang shalat. Dalam sebuah riwayat disebutkan, Utsman pernah bertanya kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, setan telah mengganggu shalat dan bacaanku.” Beliau bersabda: “Itulah setan yang disebut dengan Khanzab, jika engkau merasakan kehadirannya maka bacalah ta’awudz kepada Allah dan meludah kecillah ke arah kiri tiga kali.” [HR Ahmad]
3. Utsman melanjutkan: “Akupun melaksanakan wejangan Nabi tersebut dan Allah mengusir gangguan tersebut dariku.”
4. Al-Masuth, syetan penyebar gosip. Qatadah menyebutkan, Iblis memiliki anak bernama Al-Masuth yang bertugas khusus untuk membuat gosip, menyebarkan kabar burung yang tak jelas asalnya dan belum tentu kebenarannya, sekaligus menyebarkan kedustaan
5. Al-A’war, syetan penyeru zina. Mujahid bin Jabr, murid utama Ibnu Abbas menyebutkan bahwa Iblis memiliki 5 anak, satu di antaranya bernama Al-A’war. Dia memiliki tugas khusus menyeru orang untuk berbuat zina dan menghiasinya agar nampak baik dalam pandangan manusia.
Demikianlah makalah yang sederhana ini, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi kita semua dalam rangka menegakkan amar ma’ruf nahyi munkar dan menjaga kemurnian aqidah kita.