Kamis, 05 Januari 2012

HUKUM TRANSAKSI KEUANGAN

dewasa ini banyak terjadi transaksi uang yang kebanyakan dari transaksi tersebut menjerumuskan kepada yang diharamkan oleh alloh, lalu bagaimana syareat mengaturnya, sebagai berikut: selamat membaca.........
HOKUM JUAL BELI
Imam syafi’i berkata : semua jenis jul beli hukumnya adalah boleh kalau dilakukan oleh dua pihak yang masing-masing memiliki kelayakan untuk melakukan transaksi, kecuali jual beli yang dilarang, atau diharamkan dengan izin allah maka termasuk dalam katagori yang dilarang.
Penipuan dalam jual beli yang berlebihan dilarang dalam agama, namun penipuan kecil yang tiak bias dihindarkan  oleh seseorang maka boleh.
Malikiyah             : batas penipuan yang berlebihan adalah 1/3 keatas, karena ukuran itu yang dibolehkan dalam wasiat dll
RUKUN JUAL BELI :
Hanafiyah            : ijab qobul
Jumhur                 : 1)penjual, 2)pembeli, 3)ijab qobul, 4)barang
IJAB QOBUL
Hanafi                   : ijab adalah ucapan pertama kali dari salah satu pihak, qobul adalah ucapan kedua dari salah satu pihak
Jumhur                 : ijab adalah pernyatan si pemilik barang, meski diakhirkan, qobul adalah pernyataan sang pembeli , mesi diucapkan di awal
SIGHOH JUAL BELI
Hanafiyah            : boleh sighoh jual beli dalam bentuk madhi :”saya telah membeli/menjual”
                                  Boleh dalam bentuk  mudhari’ :”saya sedang membeli/menjual”
                                  Tidak boleh dalam bentuk amar, kecuali ada dall yang menunjukkan waktu sekarang : tidak boleh : “juallah/belilah kepadaku”, boleh : belilah ini dengan harga sekian
Malikiyah, syafi’iyah, hanbaliyah : jual beli dengan sighoh amar adalah sah.
Jual beli mu’atthoh (jual beli tanpa ijab qobul)
Hanafiyah, malikiyah, hanbaliyah : jual beli ini sah juka sudah menjadi kebiasaan & ada kerelaan
Syafi’iyah             : tidak sah,
An-nawawi, baghowi, mutawalli (syafi’iyah) : sah,




0 komentar:

Posting Komentar